PROSES KOMUNIKASI DAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
OLEH:
Akhmad Syukra 1510522017
Ahmad Zikri 1510521015
Abdul Hamid 1510522044
Iqbal Amru 1510522016
Fadillah Kurnia Mahesa 1510521007
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi
merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari
komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku
komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya),
kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Menurut Taylor (1993) mengemukakan
komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan
meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan
pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga
mendapatkan pengetahuan.
Komunikasi
harus dilakukan secara efektif agar komunikasi itu dapat mudah di mengerti oleh
komunikan, komunikasi yang efektif dapat dilakukan apabila seseorang yang
berkomunikasi memahami tentang pengertian dari komunikasi efektif, proses
komunikasi efektif dan unsur-unsur komunikasi efektif.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi
dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman
atas informasi dari suatu unit (pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak
hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan
dan sarana penting melalui kegiatan organisasi.
Komunikasi
adalah satu usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat, ide-ide,
persamaan pengertian dan persatuan kelompok.
Aktifitas
komunikasi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Apabila kajian komunikasi dihubungkan
dengan organisasi timbul suatu kajian tentang komunikasi organisasi. Organisasi
merupakan salah konteks penting dalam komunikasi.
2.2 Fungsi-Fungsi Komunikasi
Komunikasi
menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu:
1.
Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan
perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan
garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta untuk
terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan
ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan
kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun
komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.
2.
Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan
menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya.Seberapa baik mereka
bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah
standar.
3.
Pengungkapan emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok
atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan
kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan
ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4.
Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna
mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
2.3 Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya yang
menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut disampaikan dari
seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan dengan cara diubah
menjadi suatu bentuk simbolis dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada
penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi ) pesan yang diberikan
pengirim.
1)
Pengirim pesan (sender) dan isi pesan /
materi
Pengirim
pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif
bila diorganisir secara baik dan jelas.
2)
Simbol / isyarat
Pada
tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam
bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan bagian muka
lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah
sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3)
Media / penghubung
Adalah
alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi oleh isi
pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan situasi.
4)
Mengartikan kode / isyarat
Setelah
pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti atau dipahaminya.
5)
Penerima pesan
Penerima
pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam
bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim.
6)
Umpanbalik (feedback)
Umpanbalik
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari
pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan.
Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan
yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang
dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7)
Gangguan
Gangguan
bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh
dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
2.4 Arah
Komunikasi
Menurut
Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan
horizontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.
a.
Ke Bawah
Komunikasi
ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau
organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang
berkomunikasi dengan para bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para
manajer atau pemimpin kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi
pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan
masalah yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang
kinerja.
b.
Ke Atas
Komunikasi
ke atas yaitu komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik
ke atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan
menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para
manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan
sekerjanya, dan organisasi secara umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer
dapat mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi.
c.
Lateral (Horizontal)
Komunikasi
horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang
sama, baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama manajer. Komunikasi
horizontal berfungsi untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Dalam
beberapa kasus, hubungan horizontal ini memberlakukan sanksi formal. Seringkali
hubungan ini diciptakan secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical
dan mempercepat tindakan.
2.5
Jenis-Jenis Komunikasi
1.
Komunikasi Antar Pribadi
Menurut
Stephen P. Robbins, komunikasi antar pribadi dapat digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu:
a)
Komunikasi lisan
b)
Komunikasi tertulis
c)
Komunikasi non verbal disebut juga komunikasi dengan bahasa tubuh
Dari
ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan
komunikasi tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal
mencakup aspek-aspek berupa :
·
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang
tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
·
Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih
efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat.
·
Intonasi suara: akan mempengaruhi arti
pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan
dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional
merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
·
Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang
bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan
stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat
bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
·
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif
bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya
sehingga lebih mudah dimengerti.
·
Timing (waktu yang tepat) adalah hal
kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang
bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar
atau memperhatikan apa yang disampaikan.
a)
Komunikasi Lisan
Sarana
utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya adalah melalui
lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi kelompok dan lain
sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dalam
umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal dapat disampaikan dan tanggapan
diterima dalam waktu yang relatif singkat. Jika penerima merasa tidak yakin
dengan pesan itu, umpan balik yang cepat memungkinkan deteksi dini oleh
pengirim dan karenanya memungkinkan koreksi dini.
Disamping
memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun memiliki kerugian.
Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi adalah
ketika pesan yang disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin banyak
orang yang dilewati oleh pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan pesan
tersebut mengalami distorsi. Dalam organisasi, dimana setiap keputusan dan
komunikasi lainnya disampaikan dari atasan kepada bawahan secara verbal melalui
lisan maka hal ini memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut.
b)
Komunikasi Tulisan
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi secara
tertulis. Diantara media yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi
tertulis ini diantaranya memo, surat, email, fax, sms, laporan berkala
organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan alat-alat lain yang dikirimkan
via kata-kata secara tertulis.
Salah
satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi
tulisan ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti.
Umumnya, baik pengirim maupun penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan dapat
disimpan dalam waktuyang lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan tersebut,
maka secara referensi dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk referensi
selanjutnya.
Kelebihan
seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi.
Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus dikerjakan oleh anggota dari
oragisasi tersebut selama beberapa bulan. Dengan menyampaikannya secara
tertulis, maka ini dapat dijadikan pedoman selama tenggat waktu tertentu atau
selama tugas dan tujuan tersebut belum tercapai.
Manfaat
lain dari komunikasi tertulis/tulisan ini muncul dari prosesnya sendiri.
Biasanya kita akan lebih cermat dan lebih teliti terhadap kata/pesan yang
ditulis daripada kata/pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian
komunikasi tertulis ini lebih memungkinkan untuk dapat difikirkan dengan baik,
logis, dan jelas.
Selain
mempunyai kelebihan seperti telah diutarakan diatas, pesan tertulis juga
mempunyai kekurangan. Pesan tertulis dapat memakan waktu yang relatif lebih
lama daripada pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian meskipun menulis
jauh lebih akurat tetapi menulis juga dapat memakan waktu yang relatif lama.
Kemudian dalam komunikasi tulisan/tertulis juga, umpan baluk yang diterima
relatif lebih lama daripada komunikasi lisan.
c)
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi
non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.
Ekspresi wajah
Wajah
merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
b.
Kontak mata
Merupakan
sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai
lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.
Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk
mengobservasi yang lainnya.
c. Sentuhan
Bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian
yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat
dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur
tubuh dan gaya berjalan.
Cara
seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.
e. Sound
(Suara).
Rintihan, menarik
nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang
yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang
sangat jelas.
Gerak
isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan
tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stres.
2.6 Komunikasi Organisasi
Menurut
Stephen P. Robbins, komunikasi organisasi ini dapat digolongkan menjadi
komunikasi jaringan formal, selentingan, dan mekanisme dengan bantuan komputer
yang digunakan oleh organisasi untuk memudahkan komunikasi.
a.
Jaringan kelompok kecil formal
Jaringan organisasi formal ini bisa jadi
sangat rumit, karena bisa jadi mencakup ratusan orang atau puluhan tingkat
hierarki. Stephen P. Robbins menyederhanakan jaringan formal ini kedalam tiga
kelompok kecil yang umum yang masing-masing terdiri dari lima orang. Tiga
jaringan ini adalah rantai, roda, dan semua saluran.
Rantai secara tegas mengikuti rantai
komando yang formal. Jaringan ini hampir sama dengan saluran komunikasi yang
mungkin kita temukan dalam organisasi dengan tiga tingkatan yang kaku. Roda
mengandalkan tokoh sentral yang bertindak sebagai saluran pusat untuk semua
komunikasi kelompok. Jaringan ini merangsang jarinan komunksi yang akan kita
temukan dalam tim dengan pemimpin yang kuat. Jaringan semua saluran
memungkinkan semua anggota kelompok untuk secara aktif untuk saling
berkomunikasi. Jaringan semua saluran ini mungkin paling sering dicirikan dalam
praktik yang sering dilakukan oleh tim swa kelola, dimana semua anggota
kelompok bebas memberikan kontribusi dan tidak ada satu orang pun yang
mengambil peran sebagai seorang pemimpin.
b.
Selentingan
Selain system formal tersebut, dalam
komunikasi dikenal juga system informal yang disebut dengan selentingan.
Meskipun selentingan ini bersifat informal, tidakberarti selentingan ini bukan
merupakan sumber informasi yang penting. Misalnya survei terbaru menemukan
bahwa 75% dari karyawan mendengar pertama kali ada masalah dari desas desus
dalam selentingan.
Selentingan
mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
1)
Selentingan tidak dikendalikan oleh manajemen.
2)
Selentingan dipersepsikan oleh kebanyakan karyawan sebagai sumber informasi
yang paling dapat dipercaya dan andal daripada informasi formal yang diumumkan
oleh manajemen puncak.
3)
Sebagian besar selentingan digunakan untuk melayani kepentingan sendiri dari
orang-orang di dalamnya.
Selentingan
merupakan bagian penting dari komunikasi kelompok atau organisasi. Selentingan
menunjukkan kepada para manajer isu-isu yang membingungkan yang dianggap oleh
para karyawan dianggap penting dan memicu kecemasan. Oleh karena itu,
selentingan bertindak sebagai filter dan sebagai mekanisme umpan balik, yang
mengumpulkan isu-isu yang dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang lebih
penting lagi yaitu dari perspektif manajerial, adanya kemungkinan menganalisis
informasi selentingan dan meramalkan arahnya.
c.
Komunikasi dengan bantuan komputer.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan pula komunikasi dalam
organisasi diterapkan melalui teknologi komputer. Keuntungan yang didapat tentu
saja dalam hal kecepatan, keakuratan, dan kemudahan. Bsekali fasilitas untuk melalkukan
komunikasi dengan bantuan teknologi komputer ini, diantaranya :
1. Elektronik Mail (E-Mail)
E-Mail merupakan surat elektronik
menggunakan internet dan diperkaya dengan teknologi yang dibantu komputer.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan e-mail ini, yaitu pesan
e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan yang
dikirim melalui e-mail dapat didistribusikan dan dikirim kepada satu atau
ribuan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Dan keuntungan lainnya yaitu
biaya yang dikeluarkanpun relatif murah.
Adapun kelemahan dari e-mail adalah
berlebihnya informasi yang didapatkan. Misalnya saja seseorang bisa mendapatkan
ratusan bahkan ribuan e-mail hanya dalam satu hari. Tentu saja ini menjadi
kendala tersendiri bagi penggunyanya untuk membaca, menyaring, dan menanggapi
e-mail yang masuk tersebut. Kelemahan lainnya yaitu kurangnya muatan emosional,
yang hanya bisa disampaikan melalui pesan suara atau melalui tatap muka.
2. Hubungan Internet dan Ekstranet
Internet adalah jaringan informasi privat
di seluruh organisasi yang berfungsi seperti situs web tetapi hanya bisa
diakses oleh orang dalam. Dengan menggunakan jaringan internet ini suatu
organisasi dapat berhubungan dengan mudah, cepat, dan murah baik dengan sesama
anggotanya ataupun dengan anggota atau perusahaan-perusahaan lain dalam
menjalankan aktivitas organisasi/kelompoknya.
3. Konferensi Video
Konferensi video adalah perluasan system
internet dan ekstranet. Konfeensi video memungkinkan anggota suatu kelompok/organisasi
bertemu dengan anggota organisasi lain dalam tempat yang berbeda. Gambar yang
diperlihatkan dalam video memungkinkan mereka untuk saling berkomunikasi.
2.7
Hambatan Komunikasi yang Efektif
Stephen
P. Robbins (2006), mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan
komunikasi menjadi tidak efektif, yaitu:
1.
Penyaringan
Hambatan yang pertama dalam komunikasi
adalah penyarngan. Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak
semua informasi disampaikan. Hanya informasi yang dirasa perlua dan
menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan
mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak seutuhnya atau bahkan tidak
sama sekali disampaikan.
Sebab utama dari penyaringan adalah karena
adanya jumlah lelvel dalam struktur organisasi. Semakin vertical level dalam
hierarki organisasi, semakin banyak terjadinya peluang penyaringan.
Factor-faktor seperti ketakutan menyampaikan kabar burukdan keinginan untuk
menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi
informasimengenai apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh atasan mereka.
Kondisi seperti ini mendistorsi komunikaso ke atas.
2.
Persepsi selektif
Biasanya penerima dalam proses komunikasi
secara selektif menerima dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi,
pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para penerima
juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke dalam proses komunikasi. Dengan
adanya persepsi selektif ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat
realitas tetapi menafsirkan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai
realitas.
3.
Informasi berlebih
Dalam proses komunikasi adakalanya
seseorang menambah atau mengurangi informasi yang diddapat dan disampaikannya.
Hal ini dikarenakan kapasitas seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga
ketika informasi yang diterima oleh seseorang melebihi kapasitasnya yang dapat
mereka pilah dan gunakan maka orang akan cenderung menyeleksi, mengabaikan,
melewati, atau melupakan informasi tersebut atau menghentikan pengolahan sampai
situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli apakah akibatnya kehilangan informasi
ataupun komunikasi yang efektif.
4.
Emosi
Emosi dapat mempengaruhi komunikasi.
Misalnya pesan yang diterima seseorang ketika ia sedang marah atau kesal
dibandingkan dengan ketika ia sedang senang atau ceria akan berbeda tingkat
keefektifan komunikasinya.
5.
Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan
sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa mengandung banyak makna ketika
diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari
variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan
definisi yang diberikan ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri
dari anggota yang berbeda-beda, baik latar belakang pendidikan, budaya, dan
usianya. Kemudian mereka juga dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki organisasi
sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam memahami penggunaan
bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang yang
dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim cenderung
berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan adalah sama,
baik bagi dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut. Tentu saja hal
semacam ini dapat menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
6.
Kegelisahan komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006),
diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita kegelisahan atau kecemasan dalam
melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa takut ketika berbicara di depan
umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya baik
dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang
seperti itu selalu menghindari situasi yang menuntut mereka terlibat dalam
komunikasi.
2.8
Isu-Isu Terbaru dalam Komunikasi
Menurut
Stephen P. Robbins (2006), ada empat isu terkini yang berhubungan dengan
komunikasi dlam sebuah organisasi, yaitu :
1.
Penghalang komunikasi antara pria dan wanita
Adakalanya seorang pria merasa kesulitan
untuk berkomunikasi dengan seorang wanita atau dengan kata lain perbedaan
gender seringkali menjadi penghalang dalam melakukan komunikasi yang efektif.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen (Stephen P. Robbins :
2006), yang menjadi penyebab dari hal itu adalah adanya perbedaan antara pria
dan wanita dlam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria menggunakan pembicaraan
untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya untuk mendapatkan
koneksi.
Menurut Tannen (Stephen P. Robbins :
2006), komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan yang berkesinambungan, yang
mengubah kebutuhan kebutuhan yang berbenturan menjadi keakraban dan
independensi. Keakraban menekankan kedekatan dan kebersamaan. Independensi
menekankan keterpisahan dan perbedaan. Masalahnya adalah, wanita berbcara dan
mendengar bahasa untuk menciptakan hubungan dan keakraban sedangkan pria
berbicara dan mendengar bahasa untuk menekankan status kekuasaan dan
independensi.
Jadi untuk banyak pria, pembicaraan
merupakan cara untuk mempertahankan independensi dan status dalam tertib social
hierarkis. Sedangkan bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan negosiasi untuk
menciptakan kedekatan dimana mereka mencoba mencari dan memberikan informasi
serta dukungan.
2.
Diam sebagai komunikasi
Pengertian diam dalam konteks komunikasi
adalah tidak adanya pembicaraan atau suara, yang umumnya diabaikan sebagai
bentuk komunikasi dalam perilaku organisasi karena menggambarkan tiadanya
tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan berarti tidak ada tindakan.
Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal komunikasi, sebaliknya diam
dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat. Diam dapat berarti seseorang
sedang memikirkan sesuatu, cemas, takut berbicara, serta dapat mengisyaratkan
kesepakatan, menolak, kecewa, atau marah.
Kegagalan dalam memberikan perhatianpada
bagian diam dari percakapan dapat berakibat kehilagan bagian penting dari
pesan. Komunikasi yang cerdik memperhatikan kesenjangan, jeda, dan
keragu-raguan. Mereka mendengar dan menginterpretasikan. Kadangkala pesan yang nyata
dalam komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P. Robbins : 2006).
3.
Komunikasi yang benar secara politis
Secara sederhana, komunikasi politik
(political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik
dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan
kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan,
komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa
dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi
politik yang kongkretsebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja : mahasiswa,
dosen, tukang ojek, penjagawarung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang
menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak
lebih dari istilah belaka.
Dalam pergaulan sehari-hari seringkali
kita memodifikasikata-kata yang kita gunakan sehingga terkesan lebih halus dan
lebih menjaga perasaan orang lain. Dan ini akan menjadi suatu bekal bagi kita
agar dapat melakukan komunikasi yang efektif. Kita harus peka terhadap perasaan
orang lain. Kata-kata tertentu dapat membuat stereotype, mengancam, dan
menghina individu. Begitupula dalam sebuah organisasi yang memilik angkatan
kerja yang beragam dan hierakri kepemimpinan yang berbeda pula. Tetapi kadang
kitapun mengalami kesulitan untuk memodifikasi suatu kata yang memiliki
ketepatan tertentu sehingga kita sulit untuk memodofikasinya menjadi sebuah
kata yang lebih halus.
Kata-kata merupakan alat promer untuk melakukan
komunikasi. Semakin banyak perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan
penerima, makin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan secara akurat. Dengan
menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan, kita akan lebih sulit
untuk melakukan komunikasi secara akurat. Sedangkan bila kita menggantikan
kata-kata dengan istilah yang baru yang maknaya tidak begitu dipahami, kita
telah memperkecil kemungkinan pesan kita akan diterima sesuai dengan maksud
kita.
Kita harus peka dengan pemilihan kata
karena terkadang itu bisa melukai perasaan orang lain. Tetapi kitapun harus
hati-hati dalam menghilangkan atau memodifikasi kata-kata yang kita gunakan
karena hal tersebut bisamenjadi penghalang komunikasi yang efektif. Intinya
adalah kita harus menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan yang
tepat.
4.
Komunikasi lintas budaya
Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan kerap
kali enjadipenghalang komunikasi yang efektif. Menurut Stephen P. Robbins
(2006), sedikitnya ada empat masalah yang menjadikan factor budaya ini menjadi
penghambat dalam komunikasi, yaitu:
a.
Hambatan yang disebabkan oleh semantik
Makna kata bisa berlainan untuk orang yang
berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa kata ada yang tidak bisa diterjemahkan
kedalam bahasa atau budaya lain.
b.
Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Seringkali dalam bebrapa bahasa terdapat
kata yang sama, baik dalam penulisan meupun dalam pengucapannya, tetapi
memiliki makna yang bebeda. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman
dan menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
c.
Habatan yang disebabkan oleh perbedaan nada
Setiap daerah atau suku biasanya mempunyai
kebudayaan yang berbeda tidak terkecuali dengan nada berbicara. Bagi orang
batak misalnya, mereka sudah terbiasa berbicara dengan nada yang tingi. Tetapi
bagi orang sunda, biasanya nada yang tingi ini sering diidentikan dengan
keadaan marah atau tidak sopen dalam pembicaraan sehari-hari.
d.
Hambatan yang disebabkan oleh beda persepsi
Biasanya orang yang berasal dari latar
belakang budaya yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda dalam
mempersepsikan sesuatu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Komunikasi
merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut : pengirim
pesan, penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manajer melibatkan proses
komunikasi. Proses komunikasi dimulai dengan adanya pengirim pesan yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang agar dapat dipahami sesuai apa
yang ia sampaikan. Kemudian pesan (informasi) tersebut disampaikan melalui
isyarat (simbol), baik verbal (kata-kata) maupun non verbal (bahasa tubuh)
melalui media komunikasi langsung (tatap muka), TV, Radio, internet, dll.
Setelah pesan diterima melalui indera, maka si penerima mengartikan, atau
menterjemahkan agar dapat dipahami olehnya. Setelah pesan tersebut dimengerti,
maka ada tanggapan atau isyarat yang berisi pesan dari penerima agar pengirim
pesan tahu dampak pesannya terhadap penerima pesan (balikan). Disamping proses
komunikasi diatas, juga ada gangguan yang menghalangi suatu proses komunikasi
yang akibatnya penerima salah mentafsirkan pesan/isyarat tersebut.
Arah
komunikasi yaitu bisa secara vertikal (ke atas maupun ke bawah) dan secara
horizontal.
Hambatan
dalam komunikasi yang efektif yaitu:
1. penyaringan
2. persepsi selektif
3. informasi berlebih
4. emosi
5. bahasa, dan
6. kegelisahan komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/ekonomosae_08.html
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/11/25/komunikasi/
Ary Ginanjar Agustian,
2006. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ), Arga,
Jakarta. Ashar Sunyoto Munandar, 2001. Psikologi Industri dan Organisasi,
UI-Press, Jakarta. Ashar Sunyoto Munandar, 2001. Psikologi Industri dan
Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Robbins.Stephen P.2003.Perilaku Organisasi Jilid 2.Jakarta: Indeks.
Robbins.Stephen P.2003.Perilaku Organisasi Jilid 2.Jakarta: Indeks.
http://wikipedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar