Kamis, 08 November 2018

( MPG ) Strategi Penetapan Harga - Warren J keegan


MENEJEMEN PEMASARAN GLOBAL
Penetapan Harga



Kelompok 2
Akhmad Syukra                      1510522017
Andre Kurnia                          1510535003




PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018








BAB I
(PENDAHULUAN)

Penetapan harga merupakan salah satu keputusan penting dalam pemasaran . Hal ini dikarenakan harga merupakan satu-satunya elemen dari bauran pemasaran yang memberikan pemasukan bagi pemasaran , sedangkan elemen-elemen lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi justru membutuhkan biayayang besar. Bukan hanya penting bagi pemasaran secara domestik, penetapan harga serta penyesuaian harga merupakan hal yang sangat perlu untuk diperharikan oleh para pemasar global. Hal ini tentunya karena harga merupakan salah satu faktor yang akan sangat mempengaruhi persaingan produk di dalam pasar. Maka dari itu, penting bagi seorang pemasar global untuk memahami bagaimana cara menetapkan dan menyesuaikan harga produk di pasar global.













BAB II
(PEMBAHASN)
1.      Strategi Menetapkan Harga Global
Strategi penetapan harga yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut harga. Harga kompetitif hanya dapat dilakukan dengan meninjau tingkat harga produk pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran.
Empat langkah yang menentukan harga dasar adalah :
1        Menetapkan  elastisitas harga dari permintaan. Permintaan yang tidak fleksibel akan memungkinkan harga yang lebih tinggi.
2        Buat perkiraan biaya tetap dan variable dari proses manufaktur dengan volume penjualan yang diproyeksikan. Biaya adaptasi produk harus dipertimbangkan.
3        Tetapkan semua biaya yang berhubungan dengan program pemasaran.
4        Pilih harga yang memberikan marjin kontribusi paling tinggi.
·         Mentapkan Harga : Pendekatan Jepang
Berikut menunjukkan bagaimana cara perusahaan Jepang dalam menekan biaya.


·         Tujuan penetapan harga
       Tujuan penetapan harga mungkin berubah-ubah tergantung pada tahap daur hidup produk dan situasi kompetitif spesifik. Empat pendekatan penetapan harga yang paling sering dijumpai adalah meruap laba dari segmen pasar (market skimming), penetrasi pasar, mempertahankan pasar, dan menambahkan laba pada biaya produksi (cost-plus).
1      Market skimming
   Strategi penetapan harga berdasarkan pada market skimming merupakan usaha dengan sengaja untuk mencapai suatu segmen pasar yang bersedia membayar harga tinggi untuk suatu produk. Dalam contoh seperti itu, produk harus menciptakan nilai yang tinggi bagi pembeli. Strategi penetapan harga ini sering kali dipergunakan dalam fase introduksi siklus hidup produk ketika kapasitas produksi dan persaingan terbatas. Dengan secara sengaja menetapkan harga tinggi, permintaan terbatas pada mereka yang cukup cepat mau beradaptasi-mereka yang bersedia dan mampu membayar harganya. Salah satu sasaran dari strategi penetapan harga ini adalah memaksimumkan penghasilan dengan menyesuaikan permintaan dengan pasokan yang tersedia. Sasaran lain dari penetapan harga dengan market skimming adalah memperkuat persepsi pelanggan mengenai nilai produk yang tinggi. Kalau hal ini terjadi, harga merupakan bagian dari strategi pemosisian produk total.
2      Penetapan harga penetrasi
   Penetapan harga penetrasi menggunakan harga sebagai alat untuk bersaing untuk memperoleh posisi pasar. Mayoritas perusahaan menggunakan penetapan jenis harga ini dalam pemasaran internasional berada dikawasan asia pasifik. Pabrik berskala efisien dan rendahnya upah tenaga kerja membuat perusahaan-perusahaan ini dapat mengadakan “serangan mendadak” ke pasar.
   Harus diperhatikan bahwa pengekspor pertama kali kemungkinan besar tidak menggunakan penetapan harga penetrasi. Alasannya sederhana: penetapan harga untuk penetrasi sering kali berarti bahwa produk itu dijual dengan merugi untuk periode yang cukup lama. Perusahaan yang baru dalam bidang ekspor tidak dapat memikul beban rugi seperti itu. Kemungkinan mereka juga tidak mempunyai system pemasaran ditempat (termasuk transportasi, distribusi, dan organisasi, dan organisasi penjualan) yang membuat perusahaan global seperti sony menggunakan strategi penetras dengan efektif. Akan tetapi, sebuah perusahaan yang produknya tidak dapat dipatenkan mungkin menginginkan menggunakan penetapan harga penetrasi untuk mencapai kejenuhan pasar sebelum produk itu ditiru oleh pesaing.
3      Mempertahankan pasar (holding market)
   Strategi mempertahankan pasar seringkali dipergunakan oleh perusahaan yang ingin mempertahankan pangsa pasar mereka. Dalam pemasaran di satu negara, strategi ini sering kali berupa reaksi terhadap penyesuaian harga oleh pesaing. Misalnya ketika salah satu perusahaan penerbangan mengumumkan penurunan harga khusus, sebagian besar perusahaan penerbangan harus menyesuaikan harga jualnya atau menghadap risiko kehilangan penumpang. Dalam pemasaran global, fluktuasi mata uang sering kali memicu penyesuaian harga. Banyak perusahaan Amerika menggunakan strategi ini pada awal sampai pertengahan tahun 1980-an ketika terjadi apresiasi dolar terhadap banyak mata uang lain.
4      Cost plus/peningkatan harga
Perusahaan yang baru terjun di bidang ekspor sering kali menggunakan strategi yang disebutpenetapan harga cost-plus untuk memperoleh pijakan di pasar global. Terdapat dua metode penetapan harga cost-plus. Metode yang lebih tua adalah metode akunting biaya historis, yang menetukan jumlah semua biaya proses manufaktur langsung dan tidak langsung serta biaya umum dan administrasi. Sebuah pendekatan yang akhir-akhir ini dipergunakan dikenal sebagai metode estimated future cost (perkiraan biaya dimasa depan).
Penetapan harga cost-plus harus menambahkan semua biaya yang diperlukan untuk mengirimkan produk, yaitu biaya pengiriman dan biaya tambahan lain, serta presentase laba. Kelebihan yang sudah nyata menggunakan metode ini adalah ambangnya yang rendah: relative mudah untuk memberikan harga penawaran, dengan asumsi perhitungan biaya sudah tersedia. Kelemahannya menggunakan perhitungan biaya historis untuk menetukan harga adalah bahwa pendekatan ini sepenuhnya mengabaikan permintaan dan kondisi kompetitif di pasar sasaran. Oleh karena itu harga yang ditetapkan dengan menghitung cost-plus historis sering kali terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kondisi pasar dan persaingan. Bila harga berdasarkan perhitungan cost-plus historis adalah tepat, maka ini menjadi semata-mata karena kebetulan.
·         Menggunakan sumber pemasok sebagai suatu alat strategis dalam menetapkan harga produk
     Pemasar internasional memiliki beberapa pilihan dalam menangani masalah peningkatan harga. Sebagian pilihan itu ditentukan oleh produk dan persaingan pasar. Beberapa pilihan tersebut antara lain:
-        pemasar mungkin terpaksa mengalihkan pembelian komponen tertentu dari pemasok luar negeri agar biaya dan harga yang ditetapkan dapat tetap kompetitif.
-        100 persen mengandalkan produk jadi dari luar negeri di dekat atau di pasar itu sendiri.
-        mengaudit dan meneliti secara lengkap struktur distribusi di pasar sasaran.
·         Dumping
     Dumping merupakan penjualan produk impor dengan harga yang lebih rendah daripada yang biasanya dikenakan pada produk yang sama di pasar domestik atau negara asal. Hal ini menyebabkan banyak negara membuat kebijakan untuk melindungi perusahaan lokal dari praktik dumping ini. dimana beberapa negara menggunakan undang-undang dumping sebagai alat yang sah untuk melindungi perusahaan lokal dari praktik penetapan harga yang bersifat predator oleh perusahaan asing.

2.      Pengaruh Lingkungan pada Keputusan Penetapan Harga
            Terdapat banyak pertimbangan yang dihadapi oleh para pemasar internasional dalam melakukan penetapan harga. Adapun beberapa pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Menetapkan harga dalam lingkungan yang sedang dilanda inflasi
       Inflasi merupakan proses meningkatnya harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Inflasi yang terjadi ini menyebabkan perlunya penyesuaian harga secara periodik. Persyaratan yang perlu dari penetapan harga di lingkungan yang mengalami inflasi adalah mempertahankan marjin laba operasi. Dimana jika sebuah perusahaan mempertahankan marjinnya, maka perusahaan tersebut secara efektif melindungi dirinya dari pengaruh inflasi.
       Adapun dalam masalah akunting dan kebiasaan yang berkaitan dengan penyesuaian harga di pasar internasional, metode penetapan biaya FIFO tidak cocok dalam situasi inflasi. Praktik akunting yang lebih tepat dalma kondisi harga meningkat adalah metode LIFO (last-in,first-out) yang menggunakan harga bahan baku yang dibeli paling akhir untuk menetapkan biaya produk yang akan dijual.
2.    Devaluasi dan revaluasi
       Devaluasi dan revaluasi terjadi ketika nilai mata uang berfluktuasi di pasar mata uang asing. Devaluasi adalah turunnya nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang yang lain, sedangkan revaluasi adalah naiknya nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Dalam praktiknya, seorang eksekutif bisnis yang mengekspor atau membeli pasokan dari sebuah negara yang mendevaluasi mata uangnya harus mengevaluasi pemasaran dasar dan posisi kompetitifnya. Jika posisi bersaingnya kuat dan permintaannya tidak elastis terhadap harga, maka harga tetap dapat dipertahankan di pasar sasaran. Namun jika sebaliknya, maka harga mungkin harus dikurangi di pasar sasaran. Adapun pengaruh revaluasi kepada seorang pengekspor atau pemasar yang membeli pasokan di negara yang merevaluasi mata uangnya adalah kebalikan dari devaluasi.
3      Kendali dan subsidi pemerintah
       Dalam kondisi tertentu, tindakan pemerintah lokal merupakan ancaman serius terhadap kemampuan menghasilkan laba dari operasi anak perusahaan. Bila tindakan pemerintah membatasi kebebasan manajemen dalam menyesuaikan harga, maka usaha manajemen untuk mempertahankan marjin harus dikorbankan. Subsidi pemerintah juga dapat menjadi salah satu tantangan pada sebuah perusahaan untuk menggunakan sumber pemasok secara strategis agar tetap dapat bersaing dalam harga.
4      Tingkah laku persaingan
       Keputusan penetapan harga tidak hanya dipengaruhi oleh biaya, melainkan juga oleh permintaan dan tindakan pesaing. Bila pesaing tidak menyesuaikan harga mereka sebagai respon meningkatnya biaya, manajemen akan terhambat dalam kemampuan untuk menyesuaikan harga yang diperlukan. Sebaliknya, bila pesaing mempunyai pabrik dengan upah tenaga kerja yang rendah atau mencari pemasok dari negara dengan upah yang rendah, mungkin harga perlu diturunkan agar tetap kompetitif.
5      Permintaan pasar
       Hambatan yang terakhir dalam menyesuaikan harga adalah pasar itu sendiri. Dimana perusahaan harus waspada terhadap pengaruh penyesuaian harga terhadap permintaan akan produk tersebut.

3.      Penetapan Harga Transfer
            Penetapan harga transfer (tranfer pricing) adalah penetapan harga barang dan jasa yang dipertukarkan dalam transaksi penjualan antarperusahaan. Ketika perusahaan bertambah luas dan menciptakan operasi desentralisasi, pusat laba perusahaan menjadi komponen yang semakin penting dalam gambaran keuangan secara keseluruhan. Suatu sistem rasional dari penetapan harga transfer diperlukan untuk memastikan kemampuan menghasilkan laba disetiap tingkat.
            Paling sedikit terdapat empat pendekatan alternatif utama terhadap penetapan harga transfer. Setiap alternatif mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing yang bervariasi dengan sifat perusahaan, produk, pasar, dan lingkungan historis dari setiap kasus. Adapun alternatif tersebut adalah: (1) transfer dengan biaya langsung, (2) transfer dengan biaya langsung ditambah biaya umum dan administrasi serta marjin, (3) transfer dengan harga yang diperoleh dari harga konsumen, dan (4) transfer dengan harga “menjaga jarak (at arms-lenght).
·         Transfer Sesuai dengan Biaya
       Perusahaan yang menggunakan pendekatan ini mengakui bahwa penjualan oleh afiliasi internasional memberikan kontribusi pada kemampuan korporasi menghasilkan laba dengan menghasilkan efisiensi dalam operasi manufaktur domestik. Hal ini dikarenakan pendekatan ini mengasumsikan biaya yang lebih rendah menyebabkan prestasi perusahaan afiliasi lebih baik yang akhirnya menguntungkan seluruh organisasi. Perusahaan yang menggunakan pendekatan ini tidak mengharapkan laba dari penjualan transfer, namun harapannya adalah perusahaan afiliasi akan menghasilkan laba dari penjualan ulang.
 ·     Penetapan Harga Pokok-Plus
Perusahaan yang menggunakan pendekatan ini mengambil posisi bahwa laba harus diperoleh untuk semua produk atau jasa pada setiap gerakan melewati sistem korporasi.
 ·     Penetapan Harga Transfer Berdasarkan pada Pasar
Harga transfer berdasarkan pada pasar dihitung dari harga yang diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.
 ·     Penetapan Harga Transfer “yang menjaga jarak”
       Harga yang juga harus dibayar oleh pihak yang tidak berkaitan dalam transaksi yang serupa disebut sebagai penetapan harga transfer “yang menjaga jarak”. Hal penting yang perlu diingat adalah penetapan harga menjaga jarak dalam produk yang dibedakan tidak menghasilkan harga spesifik yang dapat diperkirakan terlebih dahulu, tetapi harga yang termasuk dalam kisaran harga yang dapat diperkirakan.
 ·     Peraturan Perpajakan dan Harga Transfer
Sebelumnya telah dipahami bahwa setiap negara memiliki tingkat pajak yang berbeda-beda. Hal ini tentunya akan menjadi tantangan bagi para pemasar global dalam menetapkan harga dengan melihat pengaruh pajak yang ditetapkan di negara pasar sasaran.


 ·     Penjualan milik berwujud (tangible property)
       Section 482 of the U.S. adalah peraturan mengenai praktik harga pasar international yang berhubungan dengan pengendalian transfer intracompany dalam rangka usaha pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan pajaknya.Dalam hubungan ini yang ditinjau oleh pemerintah adalah harga transfer aktiva berwujud yang meliputi bahan bakunya, barang setengah jadi sampai dengan barang jadi, nilai uang (pinjaman jangka pendek dan jangka panjang), penggunaan harta berwujud (peralatan,gedung) dan tranfer harta tidakberwujud  (paten,hak cipta, merek dagang, prosedur, ramalan, estimasi, dan daftar langganan).Aturan umum yang berlaku untuk menjual hak milik tangible dikenal sebagai metode "arm's-length", menggambarkan sebagai harga yang akan dibebankan di dalam transaksi mandiri antara bagian.
 ·     Hambatan lain dalam penetapan harga internasional
1        Kendali perusahaan dan sistem informasi
            Penetapan harga transfer untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat menyebabkan penyimpangan yang tidak diinginkan. Perusahaan harus menyesuaikan sistem pengendalian dan menggunakian kriteria berbeda untuk mengevaluasi prestasi kerja manajerial di tempat yang hampir tidak mengenakan pajak.
2        Hambatan bea masuk dan tarif
            Biaya dan laba korporasi juga dipengaruhi oleh besarnya bea masuk impor. Semakin tinggi bea masuk itu, semakin rendah harga transfer yang diinginkan. Banyak perusahaan cenderung mengecilkan atau mengabaikan pengaruh pajak ketika mengembangkan kebijakan penetapan harga. Terdapat beberapa alasan yang mendasari tindakan tersebut. Pertama, beberapa perusahaan menganggap penghematan membayar pajak kecil artinya dibandingkan dengan penghasilan yang dapat diperoleh dengan mengkonsentrasikan pada sistem yang efektif untuk memotivasi dann alokasi sumber daya korporasi. Kedua, perusahaan menganggap usaha apapun untuk meminimalkan pajak secara sistematik tidak bermoral. Alasan lain adalah kebijakan penetapan harga yang sederhana, konsisten, dan langsung akan meminimalkan masalah penyelidikan pajak yang dapat berkembang bila kebijakan penetapan harga yang lebih tajam dilakukan. Menurut argumen ini, penghematan dalam waktu eksekutif dan biaya untuk membayar konsultan dari luar seimbang dengan tambahan pajak yang mungkin harus dibayar dengan menggunakan pendekatan seperti itu.
3        Pengaturan pemerintah
            Pengaturan pemerintah dapat juga mempengaruhi keputusan penetapan harga transfer. Pengaturan ini dapat seperti deposit uang tunai yang harus disediakan oleh pengimpor. Persyaratan seperti itu menciptakan insentif bagi perusahaan untuk meminimalkan harga produk impor, harga yang lebih rendah, berarti deposit yang lebih rendah.
·         Usaha Patungan
     Usaha patungan menyajikan insentif untuk menentukan harga transfer pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dipergunakan dalam penjualan ke afiliasi yang sepenuhnya dimiliki sendiri, karena bagian yang diperoleh perusahaan dalam usaha patungan dari penghasilan kurang dari 100%. Laba yang diperoleh dari usaha patungan harus dibagi. Semakin seringnya audit yang dilakukan oleh petugas pajak merupakan alasan penting untuk memikirkan perjanjian yang juga dapat diterima oleh petugas pajak. Kriteria petugas pajak mengenai harga untuk menjaga jarak mungkin paling cocok untuk kebanyakan usaha patungan.Untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi, perusahaan yang mempunyai usaha patunganharus memikirkan terlebih dahulu persetujuan penetapan harga yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

4.      Penetapan Harga Global : Tiga Macam Alternatif Kebijakan
Terdapat tiga alternatif kebijakan penetapan harga global, yaitu :
1        Kebijakan Penetapan Harga Perluasan/Etnosentris
     Kebijakan ini mengharuskan harga suatu produk diseluruh dunia sama dan importer(pengimpor) menanggung biaya pengiriman dan bea impor. Pendekatan ini memiliki kelebihan yaitu sangat sederhana karena implementasinya tidak membutuhkan informasi mengenai kondisi pasar persaingan. Namun, kelemahan pendekatan ini juga terletak pada kesederhanaannya. Pendekatan ini mengabaikan situasi persaingan dan kondisi pasar disetiap pasar nasional. Akibatnya, laba perusahaan di setiap pasar nasional maupun secara global tidak maksimum.
2        Kebijakan Penetapan Harga Adaptasi/Polisentris
     Pada kebijakan ini, perusahaan memberikan wewenang kepada manajer kantor cabang untuk menetapkan sendiri tingkat harga yang dirasa paling cocok untuk situasi yang dihadapi. Sehingga, tidak ada kendali atau persyaratan bagi perusahaan untuk mengkordinasikan harga antar Negara. Kelemahan kebijakan ini adalah menentukan harga transfer dalam sistem perusahaan. Selain itu, strategi penetapan harga yang efektif tidak berlaku untuk setiap keputusan penetapan harga lokal, karena para manajer lokal bebas menentukan harga yang menurut mereka paling cocok.
3        Kebijakan Penetapan Harga Penemuan Baru/Geosentris
     Dalam pendekatan ini perusahaan tidak menetapkan satu harga untuk diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan keputusan penetapan harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di antara keduannya. Asumsi yang mendasari penetapan strategi ini adalah bahwa terdapat faktor-faktor pasar lokal yang unik yang harus dipahami dalam membuat keputusan harga. Faktor-faktor tersebut meliputi biaya lokal, tingkat penghasilan, persaingan, dan strategi pemasaran lokal. Koordinasi harga dengan kantor pusat diperlukan untuk menangani para pelanggan internasional dan arbitrase produk. Sehingga pendekatan ini berusaha memastikan bahwa pengalaman penetapan harga nasional yang sudah terakumulasi akan diperkaya dan diterapkan jika relevan.




Studi Kasus pada Perusahaan Apple
Di pasar smartphone, Apple memang hanya mengandalkan iPhone dan Apple pun hanya merilis satu varian baru iPhone pada setiap tahun. Varian-varian baru iPhone tersebut dibidikkan ke konsumen kelas atas karena dijual dengan harga tinggi. Dengan iPhone terbaru, Apple mampu menangguk laba cukup besar. Tetapi saat iPhone terbaru menyerbu pasar, Apple tidak menghentikan produksi iPhone generasi sebelumnya. Sebab, Apple masih menjual iPhone lama, tetapi dengan harga jauh lebih murah daripada iPhone generasi terbaru.
Dengan iPhone lama, Apple mampu melayani konsumen kelas menengah, sekaligus memperbesar pangsa di pasar smartphone global. Kendati Apple memangkas besar-besaran harga iPhone lama, iSuppli menegaskan, Apple tidak akan rugi karena harga komponen iPhone lama itu sudah turun tajam, dibandingkanhargapadasaat Apple merilis perdana iPhone tersebut. Strategi Apple ini unik sekaligus ampuh. Denganhanya memasarkan dua model iPhone pada setiap tahun, yaitu iPhone terbaru dan iPhone generasi sebelumnya, Apple mampu merangkul lebih banyak konsumen sekaligus mempertahankan profitabilitas.
Perusahaan menghadapi banyak masalah mengenai penetapan harga di pasar internasional. Misalnya menetapkan harga peralatan secara global. Perusahaan dapat menetapkan harga seragam di seluruh dunia, tetapi harga itu akan terlalu mahal dinegara-negara miskin dan kurang tinggi di negara kaya. Terlepas dari cara perusahaan menetapkan harga produknya, harga diluar negeri mungkin lebih tinggi daripadaharga dipasar domestik. Dan masalah lain termasuk menetapkan harga untuk barang yang dikirimkan perusahaan ke anak perusahaan di luar negeri. Perusahaan menggunakan strategi skimping Price.







BAB III
(PENUTUP)
Kesimpulan
            Strategi penetapan harga yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut harga. Selain itu, terdapat banyak pertimbangan yang dihadapi oleh para pemasar internasional dalam melakukan penetapan harga, antara lain inflasi, devaluasi dan revaluasi, kendali dan subsidi pemerintah, tingkah laku pesaing, dan permintaan pasar. Adapun dalam penetapan harga tranfer, terdapat beberapa pendekatan, yaitu transfer sesuai dengan biaya, pendekatan harga pokok-plus, harga transfer berdasarkan pasar, dan pendekatan harga tranfer “yang menjaga jarak”. Dalam menetapkan harga global, terdapat tiga alternatif kebijakan yang dapat dipilih, antara lain perluasan/etnosentris, adaptasi/polisentris, dan penemuan baru/geosentris.



DAFTAR PUSTKA
Keegan, Waren J. 1995. Manajemen Pemasaran Global Jilid 2. Jakarta : Prenhallindo.
www.wikipedia.com/apple


Mohon Maaf kepada artikel yang tidak tertulis dalam daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar