MENEJEMEN PEMASARAN GLOBAL
“Penetapan Harga”
Kelompok 2
Akhmad
Syukra 1510522017
Andre
Kurnia 1510535003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG
2018
BAB I
(PENDAHULUAN)
Penetapan harga merupakan
salah satu keputusan penting dalam pemasaran . Hal ini dikarenakan harga
merupakan satu-satunya elemen dari bauran pemasaran yang memberikan pemasukan
bagi pemasaran , sedangkan elemen-elemen lainnya, yaitu produk, distribusi, dan
promosi justru membutuhkan biayayang besar. Bukan hanya penting bagi pemasaran
secara domestik, penetapan harga serta penyesuaian harga merupakan hal yang
sangat perlu untuk diperharikan oleh para pemasar global. Hal ini tentunya
karena harga merupakan salah satu faktor yang akan sangat mempengaruhi
persaingan produk di dalam pasar. Maka dari itu, penting bagi seorang pemasar
global untuk memahami bagaimana cara menetapkan dan menyesuaikan harga produk
di pasar global.
BAB II
(PEMBAHASN)
1. Strategi
Menetapkan Harga Global
Strategi penetapan harga
yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi yang dipengaruhi oleh
persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut harga. Harga kompetitif
hanya dapat dilakukan
dengan
meninjau tingkat harga produk pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran.
Empat langkah yang
menentukan harga dasar adalah :
1
Menetapkan elastisitas harga dari
permintaan. Permintaan yang tidak fleksibel akan memungkinkan harga yang lebih
tinggi.
2
Buat perkiraan biaya tetap dan variable dari proses manufaktur dengan
volume penjualan yang diproyeksikan. Biaya adaptasi produk harus
dipertimbangkan.
3
Tetapkan semua biaya yang berhubungan dengan program pemasaran.
4
Pilih harga yang memberikan marjin kontribusi paling tinggi.
·
Mentapkan
Harga : Pendekatan Jepang
Berikut menunjukkan
bagaimana cara perusahaan Jepang dalam menekan biaya.
·
Tujuan
penetapan harga
Tujuan penetapan harga mungkin berubah-ubah tergantung pada
tahap daur hidup produk dan situasi kompetitif spesifik. Empat pendekatan
penetapan harga yang paling sering dijumpai adalah meruap laba dari segmen
pasar (market skimming), penetrasi pasar, mempertahankan pasar, dan menambahkan
laba pada biaya produksi (cost-plus).
1
Market skimming
Strategi
penetapan harga berdasarkan pada market
skimming merupakan usaha dengan sengaja untuk mencapai suatu segmen pasar
yang bersedia membayar harga tinggi untuk suatu produk. Dalam contoh seperti
itu, produk harus menciptakan nilai yang tinggi bagi pembeli. Strategi penetapan harga ini sering kali dipergunakan dalam
fase introduksi siklus hidup produk ketika kapasitas produksi dan persaingan
terbatas. Dengan secara sengaja menetapkan harga tinggi, permintaan terbatas
pada mereka yang cukup cepat mau beradaptasi-mereka yang bersedia dan mampu
membayar harganya. Salah satu sasaran dari strategi penetapan harga ini adalah
memaksimumkan penghasilan dengan menyesuaikan permintaan dengan pasokan yang
tersedia. Sasaran lain dari penetapan harga dengan market skimming adalah memperkuat persepsi pelanggan mengenai nilai produk yang tinggi. Kalau hal ini terjadi,
harga merupakan bagian dari strategi pemosisian produk total.
2
Penetapan
harga penetrasi
Penetapan
harga penetrasi menggunakan harga sebagai alat untuk bersaing untuk memperoleh posisi pasar.
Mayoritas perusahaan menggunakan penetapan jenis harga ini dalam pemasaran
internasional berada dikawasan asia pasifik. Pabrik berskala efisien dan
rendahnya upah tenaga kerja membuat perusahaan-perusahaan ini dapat mengadakan
“serangan mendadak” ke pasar.
Harus
diperhatikan bahwa pengekspor pertama kali kemungkinan besar tidak menggunakan
penetapan harga penetrasi. Alasannya sederhana: penetapan harga untuk penetrasi
sering kali berarti bahwa produk itu dijual dengan merugi untuk periode yang
cukup lama. Perusahaan yang baru dalam bidang ekspor tidak dapat memikul beban
rugi seperti itu. Kemungkinan mereka juga tidak mempunyai system pemasaran
ditempat (termasuk transportasi, distribusi, dan organisasi, dan organisasi
penjualan) yang membuat perusahaan global seperti sony menggunakan strategi
penetras dengan efektif. Akan tetapi, sebuah perusahaan yang produknya tidak
dapat dipatenkan mungkin menginginkan menggunakan penetapan harga penetrasi
untuk mencapai kejenuhan pasar sebelum produk itu ditiru oleh pesaing.
3
Mempertahankan
pasar (holding market)
Strategi
mempertahankan pasar seringkali dipergunakan oleh perusahaan yang ingin
mempertahankan pangsa pasar mereka. Dalam pemasaran di satu negara, strategi
ini sering kali berupa reaksi terhadap penyesuaian harga oleh pesaing. Misalnya
ketika salah satu perusahaan penerbangan mengumumkan penurunan harga khusus,
sebagian besar perusahaan penerbangan harus menyesuaikan harga jualnya atau
menghadap risiko kehilangan penumpang. Dalam pemasaran global, fluktuasi mata
uang sering kali memicu penyesuaian harga. Banyak perusahaan Amerika
menggunakan strategi ini pada awal sampai pertengahan tahun 1980-an ketika
terjadi apresiasi dolar terhadap banyak mata uang lain.
4
Cost plus/peningkatan harga
Perusahaan yang baru terjun di bidang ekspor sering
kali menggunakan strategi yang disebutpenetapan harga cost-plus untuk memperoleh pijakan di pasar global. Terdapat dua
metode penetapan harga cost-plus. Metode yang lebih tua adalah metode akunting
biaya historis, yang menetukan jumlah semua biaya proses manufaktur langsung
dan tidak langsung serta biaya umum dan administrasi. Sebuah pendekatan yang
akhir-akhir ini dipergunakan
dikenal sebagai metode estimated future
cost (perkiraan biaya dimasa depan).
Penetapan harga cost-plus harus menambahkan semua
biaya yang diperlukan untuk mengirimkan produk, yaitu biaya pengiriman dan
biaya tambahan lain, serta presentase laba. Kelebihan yang sudah nyata
menggunakan metode ini adalah ambangnya yang rendah: relative mudah untuk
memberikan harga penawaran, dengan asumsi perhitungan biaya sudah tersedia.
Kelemahannya menggunakan perhitungan biaya historis untuk menetukan harga
adalah bahwa pendekatan ini sepenuhnya mengabaikan permintaan dan kondisi
kompetitif di pasar sasaran. Oleh karena itu harga yang ditetapkan dengan
menghitung cost-plus historis sering kali terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan dengan kondisi pasar dan persaingan. Bila harga berdasarkan
perhitungan cost-plus historis adalah tepat, maka ini menjadi semata-mata
karena kebetulan.
·
Menggunakan
sumber pemasok sebagai suatu alat strategis dalam menetapkan harga produk
Pemasar internasional memiliki beberapa pilihan dalam menangani
masalah peningkatan harga. Sebagian pilihan itu ditentukan oleh produk dan
persaingan pasar. Beberapa pilihan tersebut antara lain:
-
pemasar
mungkin terpaksa mengalihkan pembelian komponen tertentu dari pemasok luar
negeri agar biaya dan harga yang ditetapkan dapat tetap kompetitif.
-
100
persen mengandalkan produk jadi dari luar negeri di dekat atau di pasar itu
sendiri.
-
mengaudit
dan meneliti secara lengkap struktur distribusi di pasar sasaran.
·
Dumping
Dumping merupakan penjualan produk impor dengan
harga yang lebih rendah daripada yang biasanya dikenakan pada produk yang sama
di pasar domestik atau negara asal. Hal ini menyebabkan banyak negara membuat
kebijakan untuk melindungi perusahaan lokal dari praktik dumping ini. dimana beberapa negara menggunakan undang-undang dumping sebagai alat yang sah untuk
melindungi perusahaan lokal dari praktik penetapan harga yang bersifat predator
oleh perusahaan asing.
2. Pengaruh
Lingkungan pada Keputusan Penetapan Harga
Terdapat banyak pertimbangan yang
dihadapi oleh para pemasar internasional dalam melakukan penetapan harga.
Adapun beberapa pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
harga dalam lingkungan yang sedang dilanda inflasi
Inflasi merupakan proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan berlangsung secara terus menerus. Inflasi yang terjadi ini menyebabkan
perlunya penyesuaian harga secara periodik. Persyaratan yang perlu dari
penetapan harga di lingkungan yang mengalami inflasi adalah mempertahankan
marjin laba operasi. Dimana jika sebuah perusahaan mempertahankan marjinnya,
maka perusahaan tersebut secara efektif melindungi dirinya dari pengaruh
inflasi.
Adapun dalam masalah akunting dan kebiasaan yang berkaitan
dengan penyesuaian harga di pasar internasional, metode penetapan biaya FIFO
tidak cocok dalam situasi inflasi. Praktik akunting yang lebih tepat dalma
kondisi harga meningkat adalah metode LIFO (last-in,first-out)
yang menggunakan harga bahan baku yang dibeli paling akhir untuk menetapkan
biaya produk yang akan dijual.
2.
Devaluasi
dan revaluasi
Devaluasi dan revaluasi terjadi ketika nilai mata uang
berfluktuasi di pasar mata uang asing. Devaluasi adalah turunnya nilai dari
suatu mata uang terhadap mata uang yang lain, sedangkan revaluasi adalah
naiknya nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Dalam
praktiknya, seorang eksekutif bisnis yang mengekspor atau membeli pasokan dari
sebuah negara yang mendevaluasi mata uangnya harus mengevaluasi pemasaran dasar
dan posisi kompetitifnya. Jika posisi bersaingnya kuat dan permintaannya tidak
elastis terhadap harga, maka harga tetap dapat dipertahankan di pasar sasaran. Namun
jika sebaliknya, maka harga mungkin harus dikurangi di pasar sasaran. Adapun
pengaruh revaluasi kepada seorang pengekspor atau pemasar yang membeli pasokan
di negara yang merevaluasi mata uangnya adalah kebalikan dari devaluasi.
3
Kendali
dan subsidi pemerintah
Dalam kondisi tertentu, tindakan pemerintah lokal merupakan
ancaman serius terhadap kemampuan menghasilkan laba dari operasi anak
perusahaan. Bila tindakan pemerintah membatasi kebebasan manajemen dalam
menyesuaikan harga, maka usaha manajemen untuk mempertahankan marjin harus
dikorbankan. Subsidi pemerintah juga dapat menjadi salah satu tantangan pada
sebuah perusahaan untuk menggunakan sumber pemasok secara strategis agar tetap
dapat bersaing dalam harga.
4
Tingkah
laku persaingan
Keputusan penetapan harga tidak hanya dipengaruhi oleh biaya,
melainkan juga oleh permintaan dan tindakan pesaing. Bila pesaing tidak
menyesuaikan harga mereka sebagai respon meningkatnya biaya, manajemen akan
terhambat dalam kemampuan untuk menyesuaikan harga yang diperlukan. Sebaliknya,
bila pesaing mempunyai pabrik dengan upah tenaga kerja yang rendah atau mencari
pemasok dari negara dengan upah yang rendah, mungkin harga perlu diturunkan
agar tetap kompetitif.
5
Permintaan
pasar
Hambatan yang terakhir dalam menyesuaikan harga adalah pasar
itu sendiri. Dimana perusahaan harus waspada terhadap pengaruh penyesuaian
harga terhadap permintaan akan produk tersebut.
3. Penetapan
Harga Transfer
Penetapan harga transfer (tranfer pricing) adalah penetapan harga
barang dan jasa yang dipertukarkan dalam transaksi penjualan antarperusahaan. Ketika
perusahaan bertambah luas dan menciptakan operasi desentralisasi, pusat laba
perusahaan menjadi komponen yang semakin penting dalam gambaran keuangan secara
keseluruhan. Suatu sistem rasional dari penetapan harga transfer diperlukan
untuk memastikan kemampuan menghasilkan laba disetiap tingkat.
Paling sedikit terdapat empat
pendekatan alternatif utama terhadap penetapan harga transfer. Setiap
alternatif mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing yang bervariasi
dengan sifat perusahaan, produk, pasar, dan lingkungan historis dari setiap
kasus. Adapun alternatif tersebut adalah: (1) transfer dengan biaya langsung,
(2) transfer dengan biaya langsung ditambah biaya umum dan administrasi serta
marjin, (3) transfer dengan harga yang diperoleh dari harga konsumen, dan (4)
transfer dengan harga “menjaga jarak (at
arms-lenght).
·
Transfer
Sesuai dengan Biaya
Perusahaan yang menggunakan pendekatan ini mengakui bahwa
penjualan oleh afiliasi internasional memberikan kontribusi pada kemampuan
korporasi menghasilkan laba dengan menghasilkan efisiensi dalam operasi
manufaktur domestik. Hal ini dikarenakan pendekatan ini mengasumsikan biaya
yang lebih rendah menyebabkan prestasi perusahaan afiliasi lebih baik yang
akhirnya menguntungkan seluruh organisasi. Perusahaan yang menggunakan
pendekatan ini tidak mengharapkan laba dari penjualan transfer, namun
harapannya adalah perusahaan afiliasi akan menghasilkan laba dari penjualan
ulang.
·
Penetapan
Harga Pokok-Plus
Perusahaan yang
menggunakan pendekatan ini mengambil posisi bahwa laba harus diperoleh untuk
semua produk atau jasa pada setiap gerakan melewati sistem korporasi.
·
Penetapan
Harga Transfer Berdasarkan pada Pasar
Harga transfer
berdasarkan pada pasar dihitung dari harga yang diperlukan untuk dapat bersaing
di pasar internasional.
·
Penetapan
Harga Transfer “yang menjaga jarak”
Harga yang juga harus dibayar oleh pihak yang tidak berkaitan
dalam transaksi yang serupa disebut sebagai penetapan harga transfer “yang
menjaga jarak”. Hal penting yang perlu diingat adalah penetapan harga menjaga
jarak dalam produk yang dibedakan tidak menghasilkan harga spesifik yang dapat
diperkirakan terlebih dahulu, tetapi harga yang termasuk dalam kisaran harga
yang dapat diperkirakan.
·
Peraturan
Perpajakan dan Harga Transfer
Sebelumnya telah
dipahami bahwa setiap negara memiliki tingkat pajak yang berbeda-beda. Hal ini
tentunya akan menjadi tantangan bagi para pemasar global dalam menetapkan harga
dengan melihat pengaruh pajak yang ditetapkan di negara pasar sasaran.
·
Penjualan
milik berwujud (tangible property)
Section
482 of the U.S. adalah peraturan mengenai praktik harga pasar
international yang berhubungan dengan pengendalian transfer intracompany dalam
rangka usaha pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan
pajaknya.Dalam hubungan ini yang ditinjau oleh
pemerintah adalah harga transfer aktiva
berwujud yang meliputi bahan bakunya, barang
setengah jadi sampai dengan barang jadi, nilai uang
(pinjaman jangka pendek dan jangka panjang), penggunaan
harta berwujud (peralatan,gedung)
dan tranfer harta tidakberwujud
(paten,hak cipta, merek dagang, prosedur, ramalan, estimasi, dan daftar
langganan).Aturan umum yang berlaku untuk menjual hak
milik tangible dikenal sebagai metode "arm's-length", menggambarkan
sebagai harga yang akan dibebankan di dalam transaksi mandiri antara bagian.
·
Hambatan
lain dalam penetapan harga internasional
1
Kendali
perusahaan dan sistem informasi
Penetapan
harga transfer untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat menyebabkan
penyimpangan yang tidak diinginkan. Perusahaan harus menyesuaikan sistem
pengendalian dan menggunakian kriteria berbeda untuk mengevaluasi prestasi
kerja manajerial di tempat yang hampir tidak mengenakan pajak.
2
Hambatan
bea masuk dan tarif
Biaya dan laba korporasi juga dipengaruhi oleh
besarnya bea masuk impor. Semakin tinggi bea masuk itu, semakin rendah harga
transfer yang diinginkan. Banyak perusahaan cenderung mengecilkan atau
mengabaikan pengaruh pajak ketika mengembangkan kebijakan penetapan harga.
Terdapat beberapa alasan yang mendasari tindakan tersebut. Pertama, beberapa
perusahaan menganggap penghematan membayar pajak kecil artinya dibandingkan
dengan penghasilan yang dapat diperoleh dengan mengkonsentrasikan pada sistem
yang efektif untuk memotivasi dann alokasi sumber daya korporasi. Kedua,
perusahaan menganggap usaha apapun untuk meminimalkan pajak secara sistematik
tidak bermoral. Alasan lain adalah kebijakan penetapan harga yang sederhana,
konsisten, dan langsung akan meminimalkan masalah penyelidikan pajak yang dapat
berkembang bila kebijakan penetapan harga yang lebih tajam dilakukan. Menurut
argumen ini, penghematan dalam waktu eksekutif dan biaya untuk membayar
konsultan dari luar seimbang dengan tambahan pajak yang mungkin harus dibayar
dengan menggunakan pendekatan seperti itu.
3
Pengaturan
pemerintah
Pengaturan
pemerintah dapat juga mempengaruhi keputusan penetapan harga transfer.
Pengaturan ini dapat seperti deposit uang tunai yang harus disediakan oleh
pengimpor. Persyaratan seperti itu menciptakan insentif bagi perusahaan untuk
meminimalkan harga produk impor, harga yang lebih rendah, berarti deposit yang
lebih rendah.
·
Usaha
Patungan
Usaha patungan menyajikan insentif untuk menentukan
harga transfer pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dipergunakan dalam
penjualan ke afiliasi yang sepenuhnya dimiliki sendiri, karena bagian yang
diperoleh perusahaan dalam usaha patungan dari penghasilan kurang dari 100%.
Laba yang diperoleh dari usaha patungan harus dibagi. Semakin seringnya audit
yang dilakukan oleh petugas pajak merupakan alasan penting untuk memikirkan
perjanjian yang juga dapat diterima oleh petugas pajak. Kriteria petugas pajak
mengenai harga untuk menjaga jarak mungkin paling cocok untuk kebanyakan usaha
patungan.Untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi, perusahaan yang
mempunyai usaha patunganharus memikirkan terlebih dahulu persetujuan penetapan
harga yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
4. Penetapan
Harga Global : Tiga Macam Alternatif Kebijakan
Terdapat tiga
alternatif kebijakan penetapan harga global, yaitu :
1
Kebijakan Penetapan Harga Perluasan/Etnosentris
Kebijakan ini mengharuskan harga suatu produk diseluruh dunia sama dan
importer(pengimpor) menanggung biaya pengiriman dan bea impor. Pendekatan ini
memiliki kelebihan yaitu sangat sederhana karena implementasinya tidak
membutuhkan informasi mengenai kondisi pasar persaingan. Namun, kelemahan
pendekatan ini juga terletak pada kesederhanaannya. Pendekatan ini mengabaikan
situasi persaingan dan kondisi pasar disetiap pasar nasional. Akibatnya, laba
perusahaan di setiap pasar nasional maupun secara global tidak maksimum.
2
Kebijakan Penetapan Harga Adaptasi/Polisentris
Pada kebijakan ini, perusahaan memberikan wewenang kepada manajer kantor
cabang untuk menetapkan sendiri tingkat harga yang dirasa paling cocok untuk
situasi yang dihadapi. Sehingga, tidak ada kendali atau persyaratan bagi
perusahaan untuk mengkordinasikan harga antar Negara. Kelemahan kebijakan ini
adalah menentukan harga transfer dalam sistem perusahaan. Selain itu, strategi
penetapan harga yang efektif tidak berlaku untuk setiap keputusan penetapan
harga lokal, karena para manajer lokal bebas menentukan harga yang menurut
mereka paling cocok.
3
Kebijakan Penetapan Harga Penemuan Baru/Geosentris
Dalam pendekatan ini perusahaan tidak menetapkan satu harga untuk
diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan keputusan penetapan
harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di antara
keduannya. Asumsi yang mendasari penetapan strategi ini adalah bahwa terdapat
faktor-faktor pasar lokal yang unik yang harus dipahami dalam membuat keputusan
harga. Faktor-faktor tersebut meliputi biaya lokal, tingkat penghasilan,
persaingan, dan strategi pemasaran lokal. Koordinasi harga dengan kantor pusat
diperlukan untuk menangani para pelanggan internasional dan arbitrase produk.
Sehingga pendekatan ini berusaha memastikan bahwa pengalaman penetapan harga
nasional yang sudah terakumulasi akan diperkaya dan diterapkan jika relevan.
Studi Kasus
pada Perusahaan Apple
Di
pasar smartphone, Apple memang hanya mengandalkan iPhone dan Apple pun hanya
merilis satu varian baru iPhone pada setiap tahun. Varian-varian baru iPhone
tersebut dibidikkan ke konsumen kelas atas karena dijual dengan harga tinggi.
Dengan iPhone terbaru, Apple mampu menangguk laba cukup besar. Tetapi saat
iPhone terbaru menyerbu pasar, Apple tidak menghentikan produksi iPhone
generasi sebelumnya. Sebab, Apple masih menjual iPhone lama, tetapi dengan
harga jauh lebih murah daripada iPhone generasi terbaru.
Dengan
iPhone lama, Apple mampu melayani konsumen kelas menengah, sekaligus
memperbesar pangsa di pasar smartphone global. Kendati Apple memangkas
besar-besaran harga iPhone lama, iSuppli menegaskan, Apple tidak akan rugi
karena harga komponen iPhone lama itu sudah turun tajam, dibandingkanhargapadasaat
Apple merilis perdana iPhone tersebut. Strategi Apple ini unik sekaligus ampuh.
Denganhanya memasarkan dua model iPhone pada setiap tahun, yaitu iPhone terbaru
dan iPhone generasi sebelumnya, Apple mampu merangkul lebih banyak konsumen sekaligus
mempertahankan profitabilitas.
Perusahaan
menghadapi banyak masalah mengenai penetapan harga di pasar internasional.
Misalnya menetapkan harga peralatan secara global. Perusahaan dapat menetapkan
harga seragam di seluruh dunia, tetapi harga itu akan terlalu mahal
dinegara-negara miskin dan kurang tinggi di negara kaya. Terlepas dari cara
perusahaan menetapkan harga produknya, harga diluar negeri mungkin lebih tinggi
daripadaharga dipasar domestik. Dan masalah lain termasuk menetapkan harga
untuk barang yang dikirimkan perusahaan ke anak perusahaan di luar negeri. Perusahaan menggunakan strategi skimping Price.
BAB III
(PENUTUP)
Kesimpulan
Strategi penetapan harga yang
efektif untuk pasar internasional adalah strategi yang dipengaruhi oleh persaingan
dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut harga. Selain itu, terdapat
banyak pertimbangan yang dihadapi oleh para pemasar internasional dalam
melakukan penetapan harga, antara lain inflasi, devaluasi dan revaluasi, kendali
dan subsidi pemerintah, tingkah laku pesaing, dan permintaan pasar. Adapun
dalam penetapan harga tranfer, terdapat beberapa pendekatan, yaitu transfer
sesuai dengan biaya, pendekatan harga pokok-plus, harga transfer berdasarkan
pasar, dan pendekatan harga tranfer “yang menjaga jarak”. Dalam menetapkan
harga global, terdapat tiga alternatif kebijakan yang dapat dipilih, antara
lain perluasan/etnosentris, adaptasi/polisentris, dan penemuan baru/geosentris.
DAFTAR PUSTKA
Keegan, Waren J. 1995. Manajemen Pemasaran Global Jilid 2. Jakarta : Prenhallindo.
www.wikipedia.com/apple
Mohon Maaf kepada artikel yang tidak tertulis dalam daftar pustaka